Gurindam secara
sederhana memiliki arti sebagai sebuah puisi. Gurindam 12 adalah
sekumpulan syair yang diciptakan oleh Raja Ali Haji di Pulau Penyengat. Adapun
beliau adalah seorang sastrawan di Kepulauan Riau pada masanya dan diakui
sebagai salah satu Pahlawan Nasional.
Mengenai
sebab-sebab Raja Ali Haji menciptakan gurindam adalah sebagai mas kawin yang
diberikan kepada Engku Puteri Hamidah yang tinggal di Pulau Penyengat. Mas
kawin ini dipahatkan di batu marmer sebagai bukti rasa cintanya.
Dalam kata-kata
yang termaktub di gurindam tersebut sangat kental sekali nuansa keislaman,
dikarenakan gurindam tersebut memang berisi wejangan maupun nasehat yang sangat
berguna dan bersifat universal bagi masyarakat, khususnya masyarakat dimana
Raja Ali Haji itu tinggal, yaitu masyarakat Melayu. Hal ini dimungkinkan karena
dominannya unsur Islam dalam kehidupan bermasyarakat di kebudayaan Melayu
sebagai dampak dari lancarnya proses Islamisasi di wilayah tersebut, khususnya
kepulauan Riau.
B. Menganalisa Gurindam 12 Menggunakan Teori Empat Sebab Aristoteles
B. Menganalisa Gurindam 12 Menggunakan Teori Empat Sebab Aristoteles
- Sebab Material
Bahasa
- Sebab formal
Dari bahasa yang di bentuk menjadi sebuah kata lalu menjadi kalimat yang mempunyai makna yang terkandung di dalamnya dan Ciri-Ciri yang Terkandung Dalam Gurindam 12
1. Rangkap
Di dalam setiap pasal di Gurindam mempunyai dua baris dalam serangkap atau beberapa baris dalam serangkap. Setiap baris ke baris di dalam gurindam 12 membawa makna yang lengkap dan saling berkesinambungan antara baris pertama terhadap baris berikutnya. Baris pertama biasanya dikenali sebagai “syarat” dan baris kedua sebagai “jawab”. Baris pertama atau “syarat” menyatakan suatu pikiran atau peristiwa sedangkan baris kedua atau “jawab” menyatakan keterangan atau menjelaskan apa yang telah dinyatakan oleh baris atau ayat pertama tadi.
2. Perkataan
Jumlah perkataan sebaris tidak tetap.
3. Suku Kata
Jumlah suku kata tidak tetap.
4. Rima
Rima akhir tidak tetap
5. Maksud dari setiap pasal gurindam
C. Pendapat-Pendapat
Barang siapa tiada memegang agama
Sekali-kali tiada boleh dibilang nama
Pasal Kedua (2) Gurindam 12
Makna Yang Terkandung dalam PasaL Kedua
Apabila terpelihara mata
Sedikitlah cita-cita
Pasal keempat (4) Gurindam 12
Hati itu kerajaan di dalam tubuh
Jikalau zalim segala anggota tubuh pun rubuh
Pasal Kelima (5) Gurindam 12
Makna yang Terkandung dalam Pasak Kelima
Pasal Keenam (6) Gurindam 12
Makna Yang Terkandung dalam Pasal Keenam
Pasal Ketujuh (7) Gurindam 12
Makna yang terkandung dalam Pasal Ketujuh
Apabila banyak berkata-kata
Di situlah jalan masuk dusta
Barang siapa khianat akan dirinya
Apalagi kepada lainnya
Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan
Bukannya manusia yaitulah syaitan
Dengan bapak jangan durhaka
Supaya Allah tidak murka
Pasal ke-11 (sebelas) Gurindam 12
Adapun mengenai pemaknaan gurindam tersebut, bait pertama
Makna dari kalimat tersebut adalah himbauan kepada manusia untuk selalu bisa bermanfaat kepada sesama, sebab dalam Islam memang sangat dianjurkan sekali untuk saling memberikan manfaat, seperti misalnya dalam sebuah hadis, “seorang muslim adalah saudara bagi orang islam yang lain, yang tidak akan menganiayanya, tidak akan membiarkannya (ataupun menyerahkannya kepada musuhnya). Barangsiapa menyampaikan hajat (kepentingan) saudaranya, maka Allah akan mengabulkan hajat orang itu. Barang siapa yang memberikan kemudahan bagi seorang muslim yang sedang kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan padanya ketika kesulitan pada Hari Kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi rahasia seorang muslim, maka Allah akan menutupi baginya rahasianya pada Hari Kiamat." (HR. Muslim).
“Hendaklah jadi kepala, buang perangai yang cela”
Hendaklah memegang amanat, buanglah khianat
Hendak marah dahulukan hajat
Hendak dimulai jangan melalui
Maksud dari bait ini adalah bahwa sebagala sesuatu perlu awal untuk dimulai
Hendak ramai, muliakan perangai
Bahasa
- Sebab formal
Dari bahasa yang di bentuk menjadi sebuah kata lalu menjadi kalimat yang mempunyai makna yang terkandung di dalamnya dan Ciri-Ciri yang Terkandung Dalam Gurindam 12
1. Rangkap
Di dalam setiap pasal di Gurindam mempunyai dua baris dalam serangkap atau beberapa baris dalam serangkap. Setiap baris ke baris di dalam gurindam 12 membawa makna yang lengkap dan saling berkesinambungan antara baris pertama terhadap baris berikutnya. Baris pertama biasanya dikenali sebagai “syarat” dan baris kedua sebagai “jawab”. Baris pertama atau “syarat” menyatakan suatu pikiran atau peristiwa sedangkan baris kedua atau “jawab” menyatakan keterangan atau menjelaskan apa yang telah dinyatakan oleh baris atau ayat pertama tadi.
2. Perkataan
Jumlah perkataan sebaris tidak tetap.
3. Suku Kata
Jumlah suku kata tidak tetap.
4. Rima
Rima akhir tidak tetap
5. Maksud dari setiap pasal gurindam
C. Pendapat-Pendapat
- Dalam bukunya
yang berjudul puisi lama St. takdir Alisyahbana memberikan keterangan
tentang gurindam sebagai berikut: Gurindam biasanya terjadi dari sebuah kalimat
majemuk, yang di bagi menjadi 2 baris bersajak.
- Dr. J.S Badudu,
dalam bukunya sari kesustraan Indonesia menjelaskan bahwa gurindam
sebenarnya merupakan sebuah kalimat yang terbagi 2 dengan akhir baris berirama
sama.
Gurindam termasuk ke dalam puisi lama yang banyak terdapat dalam masyarakat
Melayu Indonesia. Gurindam yang terkenal adalah Gurindam Dua Belas karya Raja
Ali Haji (1809-1872). Gurindam ini dinamakan Gurindam Dua Belas karena gurindam
tersebut terdiri dari dua belas pasal. Hampir semua lariknya mempunyai rima
yang sama dalam satu bait.
D. Makna Pada Setiap Pasal
D. Makna Pada Setiap Pasal
Pasal Pertama (1) Gurindam 12
Makna yang
terkandung dalam Pasal Pertama
“ Memberi nasihat tentang agama (religius) ”
Barang siapa tiada memegang agama
Sekali-kali tiada boleh dibilang nama
-
Maksudnya
adalah setiap manusia harus memiliki agama karena agama sangat penting bagi
kehidupan manusia, orang yang tidak mempunyai agama akan buta arah menjalankan
hidupnya.
Barang siapa
mengenal yang empat
Maka yaitulah orang yang ma’rifat
Maka yaitulah orang yang ma’rifat
-
Untuk mencapai kesempurnaan didalam
menjalani hidup, manusia harus mengenal empat zat yang menjadikan manusia
mula-mula. 4 tersebut adalah syari’at, tarikat, hakikat dan makrifat.
Barang siapa
mengenal Allah SWT
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah
-
Orang yang mengenal Allah SWT, harus melakukan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, tidak akan melanggar aturannya
Barang siapa
mengenal diri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri
-
Orang yang tidak beragama tidak akan memiliki
identitas diri dan tidak akan dekat dengan Allah SWT.
Barang siapa
mengenal dunia
Tahulah ia barang yang terpedaya
Tahulah ia barang yang terpedaya
-
Kita dapat mengetahui kebesaran Allah lewat
manusia, makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna. Manusia yang
berorientasi pada kebahagiaan atau hanya mencari kebahagiaan di dunia
saja, sebenarnya ia akan tertipu dan menyadarinya bahwa di dunia itu hanya
sesaat
Barang siapa
mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat
Tahulah ia dunia mudharat
-
Di dunia ini kita hanya hidup sesaat, setelah
kita wafat setiap manusia akan dimintakan pertanggung jawabannya di
akhirat nanti.
Pasal Kedua (2) Gurindam 12
Makna Yang Terkandung dalam PasaL Kedua
“ menceritakan tentang orang – orang yang meninggalkan
Sembahyang, Puasa, Zakat, dan Haji beserta akibatnya
Barang siapa mengenal yang tersebut
Tahulah ia makna takut
Barang siapa mengenal yang tersebut
Tahulah ia makna takut
-
Semakin
seorang dekat dan mengetahui tentang agamanya pasti manusia tersebut akan
takut dan orang tersebut harus menjalani Perintah-perintah-Nya dan wajib
kita laksanakan
Barang siapa
meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tiada bertiang
Seperti rumah tiada bertiang
-
Orang yang tidak sembahyang bagaikan rumah yang
tidak mempunyai tiang, shalat merupakan pegangan hidup.
Barang siapa
meninggalkan puasa
Tidaklah mendapat dua termasa
Tidaklah mendapat dua termasa
-
Orang yang meninggalkan ibadah puasa akan
kehilangan dunia dan akhirat, berarti Allah tidak akan menjaga orang itu.
Barang siapa
meninggalkan zakat
Tiadalah hartanya beroleh berkat
Tiadalah hartanya beroleh berkat
-
Harta dari orang yang tidak membayar zakat tidak
diridhai oleh Allah. Itupun jika di dunia hidupnya senang apabila tidak
memberikan sebagian harta nya maka, hidupnya tidak akan terasa senang.
Barang siapa
meninggalkan haji
Tiadalah ia menyempurnakan janji
Tiadalah ia menyempurnakan janji
-
Orang yang tidak naik haji (apalagi jika ia
mampu) tidak menyempurnakan janjinya sebagai orang Islam.
Pasal Ketiga (3) Gurindam 12
Makna yang terkandung dalam Pasal Ketiga
Makna yang terkandung dalam Pasal Ketiga
“ tentang budi pekerti, yaitu menahan kata-kata yang
tidak perlu dan makan seperlunya ”
Apabila terpelihara mata
Sedikitlah cita-cita
-
Mata harus di pergunakan sebaik-baiknya jangan
sampai kita meliahat apa yang dilarang oleh allah swt
Apabila
terpelihara kuping
Khabar yang jahat tiadalah damping
Khabar yang jahat tiadalah damping
-
Telinga harus dijauhkan dari segala macam bentuk
gunjingan dan hasutan
Apabila
terpelihara lidah
Niscaya dapat daripadanya faedah
Niscaya dapat daripadanya faedah
-
Orang yang menjaga omongannya akan mendapatkan
manfaat.
Bersungguh-sungguh
engkau memeliharakan tangan
Daripada segala berat dan ringan
Daripada segala berat dan ringan
-
Jangan mengambil barang yang bukan hak kita
Apabila perut
terlalu penuh
Keluarlah fi’il yang tidak senonoh
Keluarlah fi’il yang tidak senonoh
-
Nafsu harus dijaga supaya tidak melakukan
perbuatan yang dilarang
Anggota tengah
hendaklah ingat
Di situlah banyak orang yang hilang semangat
Di situlah banyak orang yang hilang semangat
-
Hidup harus dijalani penuh semangat
Hendaklah
peliharakan kaki
Daripada berjalan yang membawa rugi
Daripada berjalan yang membawa rugi
-
Jangan merugikan diri dengan melakukan hal-hal
yang mubajir dan maksiat. Melangkahlah dijalan yang benar dan di ridhoi
Pasal keempat (4) Gurindam 12
Makna yang terkandung dalam Pasal Keempat
“tentang tabiat yang mulia, yang muncul dari hati
(nurani) dan akal pikiran (budi) ”
Hati itu kerajaan di dalam tubuh
Jikalau zalim segala anggota tubuh pun rubuh
-
Jagalah hati dari perbuatan yang di larang oleh agama
Apabila dengki
sudah bertanah
Datanglah daripadanya beberapa anak panah
Datanglah daripadanya beberapa anak panah
-
Hati yang dengki hanya akan merugikan diri
sendiri
Mengumpat dam
memuji hendaklah pikir
Di situlah banyak orang yang tergelincir
Di situlah banyak orang yang tergelincir
-
Berbicara harus dipikir supaya tidak celaka
karenanya
Pekerjaan marah
jangan dibela
Nanti hilang akal di kepala
Nanti hilang akal di kepala
-
Amarah adalah perbuatan sia-sia, jaga lah amarah
kita
Jika sedikitpun
berbuat bohong
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung
-
Orang yang pernah berbohong, sedikit apa pun
dustanya, akan terus tampak di mata orang lain
Tanda orang
yang amat celaka
Aib dirinya tiada ia sangka
Aib dirinya tiada ia sangka
-
Orang yang paling celaka adalah orang yang tidak
menyadari kesalahannya sendiri sampai harus dikatakan oleh orang lain
Bakhil jangan
diberi singgah
Itulah perompak yang amat gagah
Itulah perompak yang amat gagah
-
Sifat pelit akan menguras hartanya sendiri,
berarti dengan menjadi dermawan justru harta kita akan bertambah
Barang siapa
yang sudah besar
Janganlah kelakuannya membuat kasar
Janganlah kelakuannya membuat kasar
-
Jagalah setiap perbuatan kita
Barang siapa
perkataan kotor
Mulutnya itu umpama ketor
Mulutnya itu umpama ketor
-
Kelakuan dan kata-kata hendaklah selalu halus dan
bersih.
Di manakah
salah diri
Jika tidak orang lain yang berperi
Jika tidak orang lain yang berperi
-
Jika kita berbuat kesalahan kita harus minta maaf
Pekerjaan
takbur jangan direpih
Sebelum mati didapat juga sepih
Sebelum mati didapat juga sepih
-
Jangan mengambil pekerjaan yang haram
Pasal Kelima (5) Gurindam 12
Makna yang Terkandung dalam Pasak Kelima
“ tentang pentingnya pendidikan dan memperluas pergaulan
dengan kaum terpelajar ”
Jika hendak mengenal orang berbangsa
Lihat kepada budi dan bahasa
Jika hendak mengenal orang berbangsa
Lihat kepada budi dan bahasa
-
Orang yang mulia dan berbangsa dapat kita
lihat dari perilaku dan tutur katanya
Jika hendak
mengenal orang yang berbahagia
Sangat memeliharakan yang sia-sia
Sangat memeliharakan yang sia-sia
-
Orang yang bahagia adalah orang yang berhemat dan
tidak melakukan perbuatan yang sia-sia
Jika hendak
mengenal orang mulia
Lihatlah kepada kelakuan dia
Lihatlah kepada kelakuan dia
-
Untuk mengetahui apakah orang itu mulia maka lihatlah sikapnya
Jika hendak
mengenal orang yang berilmu
Bertanya dan belajar tiadalah jemu
Bertanya dan belajar tiadalah jemu
-
Orang yang pandai tidak pernah jemu untuk belajar
dan memetik pelajaran dari hidupnya di dunia
Jika hendak
mengenal orang yang berakal
Di dalam dunia mengambil bekal
Di dalam dunia mengambil bekal
-
Orang yang berakal adalah orang yang teleh
mempersipkan bekal waktu hidp di dunia ini
Jika hendak
mengenal orang yang baik perangai
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai
-
Jika ingin mengetahui sift baik dari seseorang
maka lihatlah saat di bergaul dengan masyarakat
Pasal Keenam (6) Gurindam 12
Makna Yang Terkandung dalam Pasal Keenam
“ tentang pergaulan, yang menyarankan untuk mencari
sahabat yang baik, demikian pula guru sejati yang dapat mengajarkan mana yang
baik dan buruk ”
Cahari olehmu akan sahabat
Yang boleh dijadikan obat
Cahari olehmu akan sahabat
Yang boleh dijadikan obat
-
sahabat yang setia dan dapat membantu kita
Cahari olehmu
akan guru
Yang boleh tahukan tiap seteru
Yang boleh tahukan tiap seteru
-
Carilah guru yang serba tahu dan tidak
menyembunyikan hal-hal buruk
Cahari olehmu akan isteri
Yang boleh menyerahkan diri
Yang boleh menyerahkan diri
-
Istri yang patut diambil adalah istri yang
berbakti
Cahari olehmu
akan kawan
Pilih segala orang yang setiawan
Pilih segala orang yang setiawan
-
Carilah teman yang setia diasaat kita senang
maupun susah
Cahari olehmu
akan abdi
Yang ada baik sedikit budi
Yang ada baik sedikit budi
-
Pengikut, pembantu, budak yang baik untuk diambil
adalah abdi yang berbudi.
Pasal Ketujuh (7) Gurindam 12
Makna yang terkandung dalam Pasal Ketujuh
“ berisi nasihat agar orang tua membangun akhlak
dan budi pekerti anak-anaknya sejak kecil dengan sebaik mungkin. Jika tidak,
kelak orang tua yang akan repot sendiri”
Apabila banyak berkata-kata
Di situlah jalan masuk dusta
-
Orang yang banyak bicara memperbesar kemungkinan
berdusta
Apabila banyak
berlebih-lebihan suka
Itu tanda hampirkan duka
Itu tanda hampirkan duka
-
Terlalu mengharapkan sesuatu akan menimbulkan
kekecewaan yang mendalam saat sesuatu itu tidak seperti yang diharapkan
Apabila kita
kurang siasat
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat
-
Setiap pekerjaan harus ada persiapannya
Apabila anak
tidak dilatih
Jika besar bapanya letih
Jika besar bapanya letih
-
Anak yang tidak di didik semasa kecilnya akan
menyebabkan saat anak itu sudah tumbuh dewasa akan membangkan orang tua
Apabila banyak
mencacat orang
Itulah tanda dirinya kurang
Itulah tanda dirinya kurang
-
Jangan suka menghina orang lain
Apabila orang
yang banyak tidur
Sia-sia sajalah umur
Sia-sia sajalah umur
-
Pergunakan lah waktu sebaik-baiknya
Apabila
mendengar akan kabar
Menerimanya itu hendaklah sabar
Menerimanya itu hendaklah sabar
-
Jika menerima kabar duka atau kabar yang kurang
menyenangkan maka kita harus sabar dan menerima dengan lapang dada
Apabila
mendengar akan aduan
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan
-
Jangan mudah terpengaruh akan omongan orang lain
Apabila
perkataan yang lemah lembut
Lekaslah segala orang mengikut
Lekaslah segala orang mengikut
-
Perkataan yang lemah-lembut akan lebih didengar
orang daripada perkataan yang kasar
Apabila
perkataan yang amat kasar
Lekaslah orang sekalian gusar
Lekaslah orang sekalian gusar
-
Perkataan orang yang kasar membuat orang yang
berada didekatnya resah
Apabila
pekerjaan yang amat benar
Tidak boleh orang berbuat onar
Tidak boleh orang berbuat onar
-
Orang yang benar jangan disalahkan (difitnah atau dikambinghitamkan).
P asal Kedelapan (8) Gurindam 12
Makna yang Terkandung dalam Pasal Kedelapan
Makna yang Terkandung dalam Pasal Kedelapan
“ berisi nasihat agar orang tidak percaya pada orang
yang culas dan tidak berprasangka buruk terhadap seseorang ”
Barang siapa khianat akan dirinya
Apalagi kepada lainnya
-
Orang yang ingkar dan aniaya terhadap dirinya
sendiri tidak dapat dipercaya
Kepada dirinya
ia aniaya
Orang itu jangan engkau percaya
Orang itu jangan engkau percaya
-
jangan percaya terhadap orang yang suka
menganiyaya orang lain
Lidah suka
membenarkan dirinya
Daripada yang lain dapat kesalahannya
Daripada yang lain dapat kesalahannya
-
Jangan suka menyalahkan orang lain, dan
mengganggpa bahwa diri kita paling benar
Daripada memuji
diri hendaklah sabar
Biar daripada orang datangnya kabar
Biar daripada orang datangnya kabar
-
Pujian tidak usah dibuat sendiri tapi tunggulah
datangnya dari orang lain
Orang yang suka
menampakkan jasa
Setengah daripadanya syirik mengaku kuasa
Setengah daripadanya syirik mengaku kuasa
-
Jangan menginginkan imbalan dari setiap jasa yang
telah kita perbuat
Kejahatan diri
disembunyikan
Kebajikan diri diamkan
Kebajikan diri diamkan
-
Sifat-sifat jelek dalam diri kita jangan
ditampakkan, begitu pula kebaikan-kebaikan yang telah kita perbuat
Ke’aiban orang
jangan dibuka
Ke’aiban diri hendaklah sangka
Ke’aiban diri hendaklah sangka
-
Jangan membuka aib atau keburukan dari orang lain, kesalahan diri
sendiri harus disadar
Pasal ke Sembilan (9) Gurindam 12
Makna Yang Terkandung dalam Pasal Kesembilan
Makna Yang Terkandung dalam Pasal Kesembilan
“ berisi nasihat tentang moral pergaulan pria wanita dan
tentang pendidikan. Hendaknya dalam pergaulan antara pria wanita ada
pengendalian diri dan setiap orang selalu rajin beribadah agar kuat imannya ”
Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan
Bukannya manusia yaitulah syaitan
-
Manusia yang sudah mengetahui bahwa pekerjaan
yang di larang oleh allah swt, maka manusia tersebut tidak dapat di
katakan manusia
Kejahatan
seorang perempuan tua
Itulah iblis punya penggawa
Itulah iblis punya penggawa
-
Kejahatan seorang perempuan tua bagaikan pimpinan
setan
Kepada segala
hamba-hamba raja
Di situlah syaitan tempatnya manja
Di situlah syaitan tempatnya manja
-
Jangan engkau tergoda akan kekayaan pada raja
Kebanyakan
orang yang muda-muda
Di situlah syaitan tempat bergoda
Di situlah syaitan tempat bergoda
-
Semasa muda jagalah iman kita jangan sampai
tergoda oleh rayuan setan
Perkumpulan
laki-laki dengan perempuan
Di situlah syaitan punya jamuan
Di situlah syaitan punya jamuan
-
Jika terdapat seorang lelaki dan seorang perempuan maka disitu pulalah
setan berada untuk menggangu iman orang tersebut
Adapun orang
tua yang hemat
Syaitan tak suka membuat sahabat
Syaitan tak suka membuat sahabat
-
Orang yang semasa mudanya tidak menyia-nyiakan
waktu dan selalu melangkah di jalan allah swt, maka setan akan menjauhi
orang tersebut
Jika orang muda
kuat berguru
Dengan syaitan jadi berseteru
Dengan syaitan jadi berseteru
-
orang muda yang gemar belajar dijauhi oleh setan.
Pasal ke Sepuluh (10) Gurindam 12
Makna yang Terkandung dalam Pasal Kesepuluh
Makna yang Terkandung dalam Pasal Kesepuluh
“ berisi nasihat keagamaan dan budi pekerti, yaitu
kewajiban anak untuk menghormati orang tuanya ”
Dengan bapak jangan durhaka
Supaya Allah tidak murka
-
Jangan durharka terhadap bapa
Dengan ibu
hendaklah hormat
Supaya badan dapat selamat
Supaya badan dapat selamat
-
Setiap anak harus hormat dan patuh terhadap
ibunya karena surga di telapak kaki ibu dan ibu mempertaruhkan nyawanya
untuk melahirkan anaknya
Dengan anak
janganlah lalai
Supaya boleh naik ke tengah balai
Supaya boleh naik ke tengah balai
-
Jagalah anak karena anak merupakan titipan tuhan
Dengan kawan
hendaklah adil
Supaya tangannya jadi kapil
Supaya tangannya jadi kapil
-
Bersikap adilah sesama teman
Pasal ke-11 (sebelas) Gurindam 12
Adapun mengenai pemaknaan gurindam tersebut, bait pertama
“Hendaklah
berjasa kepada yang sebangsa”
Makna dari kalimat tersebut adalah himbauan kepada manusia untuk selalu bisa bermanfaat kepada sesama, sebab dalam Islam memang sangat dianjurkan sekali untuk saling memberikan manfaat, seperti misalnya dalam sebuah hadis, “seorang muslim adalah saudara bagi orang islam yang lain, yang tidak akan menganiayanya, tidak akan membiarkannya (ataupun menyerahkannya kepada musuhnya). Barangsiapa menyampaikan hajat (kepentingan) saudaranya, maka Allah akan mengabulkan hajat orang itu. Barang siapa yang memberikan kemudahan bagi seorang muslim yang sedang kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan padanya ketika kesulitan pada Hari Kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi rahasia seorang muslim, maka Allah akan menutupi baginya rahasianya pada Hari Kiamat." (HR. Muslim).
Untuk makna dari bait kedua gurindam pasal kesebelas
“Hendaklah jadi kepala, buang perangai yang cela”
Sangat erat kaitannya dengan kepemimpinan dalam Islam yang sangat
mengutamakan akhlak yang mulia. Bukankah Rasulullah memiliki sifat-sifat
terbaik dan jauh dari sifat yang tercela, yaitu Fathanah, Amanah, Shiddiq, dan
Tabligh. Sehingga seorang pemimpin (kepala) hendaklah memiliki rasa tanggung
jawab dan menjauhi akhlak yang tercela, “Kamu semua dalah pemimpin, dan kamu
semua akan ditanya (bertanggungjawab) atas pimpinannya. Maka imam adalah
pemimpin yang bertanggungjawab terhadap rakyatnya. Dan seorang suami adalah
pemimpin terhadap keluarganya dan akan ditanya tentang pimpinannya. Dan seorang
isteri adalah pemimpin pada rumah tangga suaminya maupun anak anaknya dan
bertanggungjawab terhadap pimpinannya. Seorang anak menjadi pemimpin terhadap
ayahnya dan bertanggungjawab terhadap apa yang telah dipimpinnya.. Dan seorang
pelayan adalah pemimpin terhadap harta tuannya dan bertanggungjawaab atas
pimpinannya. Maka kamu semua adalah pemimpin dan kamu semua adalah
bertanggungjawab terhadap rakyat (hasil pimpinannya, anak buahnya, pekerjaanya)”
(HR. Bukhari)
Kemudian bait yang ketiga
Hendaklah memegang amanat, buanglah khianat
Dapat direnungkan sebagai upaya agar menjadi orang yang terpercaya,
sebagaimana dalam sebuah hadis, “Laksanakanlah amanat(kewajiban) pada orang
yang mempercayakan diri padamu, dan janganlah berkhianat (menipu) pada orang
yang menipumu” (HR. Turmudzi)
Untuk bait yang keempat
Hendak marah dahulukan hajat
Dalam sebuah hadis, riwayat Abu Daud disebutkan, “Barangsiapa yang
menahan kemarahan, padahal dia sanggup untuk melepaskan kemarahan itu, maka
Allah akan memenuhi hati orang itu berupa keamanan dan keimanan” (HR. Abu Daud)
Secara
sederhana berati ini sebuah nasehat bahwa marah itu adalah sesuatu yang tidak
baik dan dianjurkan untuk melaksanakan hajat misalnya silaturrahim, bertadabur
alam, rihlah ataupun yang sejenisnya untuk mengurangi rasa marah itu dan
mensyukuri nikmat yang telah
Allah berikan kepada manusia.
Bait yang kelima
Hendak dimulai jangan melalui
Maksud dari bait ini adalah bahwa sebagala sesuatu perlu awal untuk dimulai
Bait keenam
Hendak ramai, muliakan perangai
Bait ini sangat
berkaitan dengan akhlak yang baik. Artinya jika seseorang ingin mendapatkan
sesuatu ataupun silaturrahimnya semakin dipermudah oleh Allah, maka salah satu
jalannya adalah dengan memperbaiki perangai (tingkah laku/akhlak), “Tidak
ada sesuatu yang lebih memperberat timbangan pahala kebaikan (pada Hari Kiamat)
kecuali budi pekerti (akhlak) yang baik” (HR. Abu Daud)
Makna yang
trkandung dalam Pasal sebelas
“ berisi nasihat kepada para pemimpin agar menghindari
tindakan yang tercela, berusaha melaksanakan amanat anak buah dalam tugasnya,
serta tidak berkhianat ”
Hendaklah
berjasa
Kepada yang sebangsa
Kepada yang sebangsa
-
Berjasalah bagi negara dan bangsa, optimalkan
setiap kemampuan yang kita punya sehingga kita bisa mengharumkan nama
bangsa
Hendak jadi
kepala
Buang perangai yang cela
Buang perangai yang cela
-
Jadilah pemimpin yang tidak mempunyai sikap
tercela
Hendaklah
memegang amanat
Buanglah khianat
Buanglah khianat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar