Minggu, 25 Desember 2011

Biografi Presiden KH. Abdurrahman Wahid

Presiden KH. Abdurrahman Wahid “Gusdur” (Presiden Ke 4)

Kyai Haji Abdulrahman Wahid, akrab dipanggil Gus Dur lahir di Jombang, Jawa Timur, 4 Agustus 1940 dari pasangan Wahid Hasyim, dan Solichah.

Guru Bangsa, reformis, cendekiawan, pemikir, dan pemimpin politik ini sebagai Presiden RI setelah dipilih MPR hasil pemilu 1999. Dia menjabat Presiden RI yang keempat dari 20 Oktober 1999 – 23 Juli 2001.

Ia lahir dengan nama Abdulrrahman Addakhil, dan lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur.

Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara. Kakek dari ayahnya, KH. Hasim Asyari, adalah pendiri Nadatul Ulama (NU), sementara ibunya putri  KH. Bisri Syansuri adalah pengajar pesantren.
 
Ayah Gus Dur , KH. Wahid Hasim, terlibat dalam gerakan Nasionalisme dan menjadi Mentri Agama pada tahun 1949. Ibunya, Hj. Sholehah adalah putri pendiri pondok pesantren Denayar Jombang.

Akhir tahun 1949 Gus Dur pindah ke Jakarta. Dia belajar di SD KRIS. Kemudian pindah di SD Matraman Perwari. Gus Dur juga membaca buku non Islam, majalah dan Koran untuk memperluas pengetahuannya. Pada April 1953 ayahnya meninggal akibat kecelakaan.

Pada tahun 1954 di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Gus Dur  tiadak naik kelas. Ibunya lalu mengirim ke Yogyakarta untuk meneruskan pendidikan. Setelah lulus SMP Gus Dus pindah ke Magelang untuk belajar di Pesantren Tegalrejo. Gus Dur menyelesaikan pendidikan pesantren  dalam waktu dua tahun.

Pada tahun 1959 Gus Dur pindah ke Pesantren Tambakberas di Jombang. Gus Dur mendapatkan pekerjaan sebagai guru, dan kepala Madrasah. Gus Dur juga menjadi wartawan Horizon, dan majalah Budaya Jaya.

Pada tahun 1963 Gus Dur menerima beasiswa untuk belajar di Universitas Al Azhar Kairo-Mesir. Gus Dur lalu belajar di Universitas Baghdad. Gus Dur bisa menyelesaikan pendidikannya pada tahun 1970.

Dia pergi ke Belanda untuk meneruskan pendidikanya di Universitas Leiden. Gus Dur lalu pergi ke Jerman, dan Prancis. Gus Dur kembali ke Jakarta dan bergabung dengan Lembaga Penelitian, Pendidikan Dan Perancang Ekonomi dan Sosial (LP3ES), organisasi yang terdiri dari Kaum Intektual muslim, progesif, dan sosial demokrat.

LP3ES mendirikan majalah Prisma di mana Gus Dur menjadi salah satu kontributor utamanya sering berkeliling pesantren madrasah di seluruh Jawa. Gus Dur batal belajar diluar negeri.
Abdulrahman Wahid meneruskan karirnya sebagai jurnalis menulis untuk Tempo, dan Kompas.

Gus Dur mendapatkan undangan untuk memberikan kuliah, dan seminar.

Pada tahun 1974 Gus Dur mendapatkan pekerjaan tambahan di Jombang sebagai guru pesantren  Tambakberas. Satu tahun kemudian Gus Dur menambah pekerjaan menjadi Guru Kitab Al Hikam . Pada tahun 1977 dia bergabung di Universitas Hasyim Ashari.
Abdulrahman Wahid mendapat pengalaman politik pada Pemilihan Umum Legislatif, saat berkampanye untuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP), gabung empat partai islam termasuk NU.

Reformasi NU :

1.    Pada tanggal 2 Mei 1982 Para penjabat tinggi NU bertemu dengan Ketua NU Idham Chalid, dan memintanya mengundurkan diri.
2.    Pada tanggal Juni 1983 hingga Oktober 1983 Gus Dur menjadi bagian dari kelompok yang ditugaskan untuk menyiapkan respon NU.
3.    Gus Dur dinominasi sebagai ketua PBNU dan Gus Dur menerimanya dengan syarat mendapat wewenang penuh untuk memilih pengurus yang akan bekerja dibawahnya. Lalu terpilihlah Gus Dur.
4.    Pada tahun 1987 Gus Dur mempertahankan dukungan kepada rezim dengan mengkritik PPP dalam pemilihan umum legislatif 1987 dan memperkuat Partai Golkar.
5.    Selama masa jabatan pertamanya Gus Dur focus mereformasi sistem pendidikan pesantren dan berhasil meningkatkan kualitas sistem pendidikan pesantren.
6.    Gus Dur kembali untuk masa jabatan kedua ketua PBNU pada Musyawarah Nasional 1989.
7.    Pada tanggal Desember 1990, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di bentuk untuk menarik hati intelektual muslim di bawah dukungan Soeharto, dan diketahui BJ Habibie.
8.    Pada tahun 1991, beberapa anggota ICMI meminta Gus Dur bergabung, tapi ditolaknya dianggap sektarian dan hanya membuat Soeharto kian kuat.
9.    Pada tahun 1991, Gus Dur melawan ICMI dengan membentuk Forum Demokrasi, organisasi terdiri dari 45 intelektual dari berbagai komunitas, regius, dan social.
10.    Pada Maret 1992, Gus Dur berencana mengadakan ulang tahun NU ke 66, Soeharto menghalangi acara tersebut.
11.    Gus Dur mengirim surat protes kepada Soeharto bahwa NU tidak diberi kesempatan menampilkan Isalm yang terbuka, adil, dan toleran.
12.    Menjelang Musyawarah Nasional 1994, Gus Dur menominasikan diri untuk masa jabatan ketiga. Kali ini Suharto menentangnya. Para pendukung Suharto, seperti Habibie dan Harmoko, berkampanye melawan terpilihnya Gus Dur.
13.    Ketika musyawarah nasional diadakan, tempat pemilihan dijaga ketat ABRI, selain usaha menyuap anggota NU untuk tidak memilihnya. Gus Dur tetap terpilih sebagai ketua NU priode berikutnya.
 
14.    Gus Dur memulai aliansi politik dengan Megawati Soekarno Putri dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
15.    Pada tanggal November 1996, Gus Dur, dan Soeharto bertemu sejak pemilihan Gus Dur sebagai ketua NU.
16.    Pada tanggal Juli 1997 merupakan awal krisis monetor dimana Soeharto mulai kehilangan kendali atas situasi itu. Gus Dur melakukan gerakan reformasi dengan Megawati, Amin, namun terkena stroke pada januari 1998.
17.    Pada tanggal Juni 1998, Komunitas NU meminta Gus Dur membentuk partai politik baru.
18.    Pada tanggal Juli 1998 Gus Dur menanggapi ide itu dan mendirikan partai politik. Partai itu adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
19.    Pada tanggal 7 Februari 1999, PKB resmi menyatakan Gus Dur sebagai kandidat presiden.
20.    Pada 30 Desember 1999, Gus Dur Mengunjungi Jayapura dan berhasil meyakikan pemimpin – pemimpin Papua.
21.    Pada tanggal Maret 2000, pemerintahan Gus Dur mulai bernegoisasi dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
22.    Gus Dur mengusulkan  agar TAB MPRS No. XXIX/MPR/1996 yang melarang Marxisme – Leninisme dicabut.
23.    Gus Dur berusaha membuka hubungan  diplomat dengan Israel, sementara Gus Dur juga mejadi tokoh pertama yang mereformasikan militer dan mengeluarkan militer dari ruang social - politik.
24.    Pada tahun 2000 muncul dua skandal yaitu Buloggate, dan Bruneigate, yang kemudian menjatuhkannya.
25.    Pada tanggal 23 Juli 2001, MPR secara resmi memakzulkan Gus Dur dan menggatikan dengan Megawati 2001 – 2004.
26.    Pada Pemilu 2004, PKB memperoleh 10.6% suara dan memilih Wahid sebagai calon presiden. Namun Gus Dur gagal melewati pemeriksaan medis dari KPU menolak memasukannya sebagai kandidat. Gus Dur lalu mendukung Solahuddin yang merupakan pasangan Wiranto. Pada tanggal 5 Juli 2004 Wiranto, dan Solahuddin kalah (gagal) dalam pemilu.

Kehidupan Pribadi:

1.    Gus Dur menikah dengan Sinta Nuriyah dan dikaruniai empat orang anak: Alissa, Zanubba Ariffah Chfrooh (Yenny), Anita Hayatunnufus, dan Inayah Wulandari.
2.    Gus Dur Wafat, hari rabu 30 Desember 2009, di Rumah Sakit Cipto Manungkusumo, Jakarta, pukul 18.45 Sore akibat berbagai komplikasi penyakit, diantaranya jantung, dan gangguan ginjal yang dideritanya sejak lama.
 
3.    Sebelum wafat Gus Dur harus menjalani darah rutin. Seminggu sebelum dipindahkan ke Jakarta Gus Dur sempat dirawat di Surabaya usai mengadakan perjalanan di Jawa Timur.

Gus Dur memperoleh banyak gelar Doktor Kehormatan (Doktor Honoris Causa) dari berbagai lembaga pendidikan, yaitu:

1.    Doktor Kehormatan bidang Kemanusiaan dari Netaya University, Israel (2003)
2.    Dokter Kehormatan bidang Hukum dari Konkuk University, Seoul, Korea, Selatan (2003)
3.    Doktor Kehormatan dari Sun Moon University, Seoul, Korea Selatan (2003)
4.    Doktor Kehormatan dari Soka Gakkai University, Tokyo, Jepang (2002)
 
5.    Doktor Kehormatan bidang Filsafat Hukum dari Thammasat University, Bangkok, Thailand (2000)
6.    Doktor Kehormatan dai Asean Institute of Tecnology, Bangkok, Thailand (2000)
7.    Doktor Kehormatan Huaniora dari Pantheon Sorborne University, Paris, Prancis (2000)
8.    Doktor Kehormatan dari Chulalongkorn University, Bangkok, Tailand (2000)
9.    Doktor Kehormatan dari Twente University, Belanda (2000)
10.  Doktor Kehormatan dari Jawaharlal Nehru University, India (2000)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar